'/>

Thursday, April 28, 2011

Pendidikan Formal, Informal, Non Formal

Jenis pendidikan itu hanya satu, yaitu upaya  mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Namun,  beragamnya  kondisi dan situasi yang melingkari kehidupan peserta didik “memaksa” kita untuk memberikan pelayanan yang beragam. Tujuannya tetap satu, yaitu “memanusiakan manusia” (meminjam istilah Dick Hartoko). Dalam konteks ini semua pendidikan adalah “formal”, tidak ada istilah “non formal” dan “informal”. Ini berlaku bila  kata “formal” dimaknai sebagai sesuatu kegiatan yang terencana dan terkontrol. Pendidikan, di manapun dilakukan, di rumah, di sekolah, atau di tempat lainnya merupakan upaya yang terprogram. Ada tujuan yang akan dicapai, ada materi yang disampaikan, ada proses belajar, ada evaluasi, dan tindak lanjut.    

Pendidikan yang diselenggarakan di  rumah (biasa disebut informal) dan di masyarakat (non formal)   lebih menekankan kepada pendidikan nilai-nilai  (value education), namun dalam nomenklatur pendidikan itu disebut  “non akademik”, sementara di sekolah dengan segala “sekat-sekat” dalam bentuk ruang dan waktu lebih menekankan kepada “akademik”.   Inilah yang menjadi acuan oleh masyarakat mengapa pendidikan formal menjadi lebih bergengsi. 

Belakangan ini bermunculan berbagai bentuk pendidikan alternatif seperti sekolah rumah atau kursus-kursus, serta program pendidikan luar sekolah lainnya. Sebagian besar masyarakat menyangsikan mutunya.   Mungkinkah  pendidikan informal dan non formal lebih “bermutu” dari formal., selama ini masyarakat memandang tidak mungkin! Bahkan para pendidikpun tidak sedikit yang sinis memandangnya. “percuma kita susah payah  mengelola sekolah, sementara sebagian orang dapat dengan mudah memperoleh ijazah dan diakui setara”. Ungkapan ini sering muncul pada forum-forum resmi  yang melibatkan para penyelenggara pendidikan.

Sepertinya sejarah berulang, pada tahap awal perkembangan peradaban manusia, pendidikan dilakukan oleh orang tua dan anggota masyarakat, ada yang di gua, di laut, di ladang, dan di pasar.  Pendidikan seperti ini menghasilkan generasi yang tangguh, pemburu yang ulung, pelaut yang gagah, pedagang yang ulet, dan petani yang makmur. Dan itu semua sempat mengharumkan nama bangsa ini. Suku Bugis terkenal sebagai pelaut, Jawa terkenal sebagai petani yang makmur, Minang  terkenal sebagai pedagang dan sebagainya.

Lalu, apa yang harus kita perbuat?, membangun sekolah yang mewah atau kembali ke masyarakat?  Tentunta kita ingin anak-anak kita mampu menjawab persoalan kehidupan, bukan sekedar menjawab soal-soal ujian!.

Istilah : YUNANI-LATIN-ARTINYA

mono- uni- satu
di- bi- dua
tri- ter- tiga
tetra- quadri- empat
penta- quinti- lima
hexa- sexti- enam
hepta- septi- tujuh
octa- octi- delapan
nona- novi- sembilan
deca- deci- sepuluh
hemi- semi- setengah
hecto- centi- seratus
kilo- milli- seribu
poly- multi- banyak
pan- omni- semua
macro- maxi- besar
micro- mini- kecil
a- non- tidak
an- in-(un-) bukan
amphi- ambi- dua-duanya
iso- equi- sama
hyper- super- atas
hypo- sub- bawah
endo- intra- dalam
exo- extra- luar
ortho- cis- dekat
para- ultra- seberang
peri- circum- keliling
dia- trans- melalui
pra- pre- sebelum
meta- post- setelah
ana- pro- maju, pergi
cata- re- mundur, kembali
syn- co- bersama-sama
anti- contra- lawan
dis- de- hilang
hydro- aqua- air

Wednesday, April 27, 2011

Guru dan Siswa yang Malas Membaca, Malas Belajar, dan Malas Menulis

Berbicara tanpa makna, rugi sendiri dan merugikan yang mendengar. Menulis tanpa makna, tak merugikan siapun.
Berbicara sendiri laksana orang tidak waras. Menulis sendiri malah menyehatkan dan membuat pikiran semakin waras.
Pak/bu guru, siswaku, temenku, apa yang sudah anda tulis hari ini?

Salut dengan teman yang tulisannya sudah ribuan, tiap hari menulis 2-3 tulisan bahkan lebih. Ternyata dia orang sibuk, bertubuh tambun. Katanya orang tambun itu susah gerak, tapi dia malah dinamis dan otaknya jauh lebih dinamis lagi. Hobinya menulis dan baca buku. Disekitar kita lebih banyak lagi yang punya hobi cuma membaca, menulis tidak pernah/jarang. Dikemanakan yah intisari hasil bacaannya selama ini? Ups itu termasuk saya loh.

Ada guru yang rajin baca buku, ada yang cuma rajin baca koran, ada yang hanya rajin baca buku-buku pelajaran. Tapi yang unik, ada guru yang tidak hobi baca apa-apa. Ada guru yang rajin menulis, ada guru yang menulis sesekali saja, ada guru yang menulis di papan tulis ketika mengajar tok, ada juga guru yang tak pernah menulis kecuali membuat garis, bulatan, dan kotak sambil mengoceh di depan kelas.

Dunia guru adalah dunia belajar, beruntunglah kita yang jadi guru. Tiada hari tanpa belajar. Itu idealnya. Nyatanya ada guru yang tidak pernah belajar, hanya mengajar saja. Kedengarannya hebat banget itu guru. Anehnya gajinya lancar saja. Koh apa ada kaitan antara guru rajin belajar dengan gaji?! Memang gak ada kaitannya antara guru A, B, C,…Z antara kerajinannya belajar dengan gaji, asal pegawai negeri dibayar sesuai dengan pangkat dan golongannya. Bolos atau rajin juga dibayar penuh. Enak tenan… dan edan tenan :) ) Pantas aja pada berjubel mau jadi guru berstatus pns.

Dunia guru adalah dunia baca tulis, dunianya membaca dan dunianya menulis…?! Guru mestinya rajin, membaca, rajin menulis. Membaca dan menulis apa saja, lebih-lebih yang ada kaitannya dengan tugasnya Guru dipaksa lewat aturan wajib membuat karya tulis untuk naik pangkat pun sepertinya gak mempan. Kalau mempanpun sepertinya terpaksa. Tak terbiasa menulis, begitu menulis yang dicari jiplakan. Halah! Mungkin yang ada dalam pikirannya yang penting bisa naik pangkat. Naiki tuh pangkat!

Setali tiga uang dengan guru. Siswa adalah dunia belajar, tapi kebanyakan siswa ada saja yang malas belajar. Apakah ini ada kaitannya dengan para gurunya yang malas belajar. Saran dan nasehatnya tidak digubris. Pemberi nasehat sepertinya perlu introspeksi deh kalau begitu. Kalau siswa ada bimbingan konseling atau bimbingan belajar, maka guru mesti juga rutin mengikuti bimbingan mengajar. Tapi apa ada?!

Mungkin karena semua belum memiliki niat yang benar untuk berangkat dan memulai tugasnya. Baik siswa maupun guru semestinya selalu memperbaiki niat sebelum meninggalkan rumah menuju sekolah. Memperbaiki niat yang sebelumnya hanya rutinitas tanpa isi. Berniat, melangkah, berbicara, dan mendengar dengan sesadar-sadarnya untuk menjalankan tugasnya. Yakini itu akan memberikan hasil yang luar biasa. Ayo perbaiki diri bersama. Tiada kata terlambat.

Wassalam

Tujuh Belas Alasan Guru Tidak Menulis

Beruntung dan bersyukurlah kita yang memilih profesi sebagai guru. Dengan menjadi guru kita selalu menghadapi hal baru, menghadapi masalah baru selama proses pembelajaran. Sayangnya guru (seperti saya juga) belum bisa menangkap masalah serta solusinya untuk dijadikan tulisan. Andai guru seperti saya menuliskannya semuanya itu pasti akan menjadi catatan bermanfaat. Sekali lagi sayangnya belum! Sumber dan bahan untuk dijadikan tulisan seorang guru sangat banyak sekali. Tapi mengapa guru (seperti saya ini) tidak memanfaatkan kesempatan itu, apakah harus menunggu orang lain yang menuliskannya.
Berikut saya coba jawab invertarisir alasan mengapa selama ini saya dan mungkin juga guru lain  belum/tidak pernah menulis, menuliskan apa yang dialami selama dan setelah proses  mengajar dan belajar. Ini bukan hasil survei, tapi hanya rekaan saya sendiri.

Pertama, saya tidak bisa menuliskan apa yang saya alami selama di kelas, saya tidak pandai menulis, parahnya saya enggan untuk belajar bagaimana cara untuk bisa menulis, padahal saya tahu belajar menulis itu yah dengan menulis tidak cuma saya pikirkan.

Kedua, saya tidak pintar, mengajar pun asal-asalan, masak sih gaya mengajar asal-asalan mau saya tulis juga, malu-lah membuka aib sendiri. Saya tidak tahu bagaimana jadi guru yang benar, pokoknya saya masuk kelas dan mengajar sejadi-jadinya, sekali lagi apakah yang seperti itu patut ditulis? .
Ketiga, saya bukanlah orang yang memiliki keperdulian terhadap apa yang saya alami, termasuk yang dialami siswa, jadi saya tidak punya modal.

Keempat, pikiran saya terlalu sibuk untuk memikirkan tanggung jawab saya sebagai ibu rumah tangga (kalau guru wanita). Setelah ngajar saya kepikiran nanti keluarga saya makan apa di rumah belum lagi menyelesaikan pekerjaan rumah tangga yang jadi tanggung jawab saya, dan seterusnya.

Kelima, dengan beban mengajar minimal 24 jam, ini berarti rata-rata saya mengajar 4 jam tiap hari dan setelah itu harus menyiapkan bahan ulangan dan mengoreksinya serta membuat analisisnya (apa iya?). Jadi mana sempat saya untuk menuliskannya.

Keenam, tiap hari saya harus menjemput anak saya yang masih TK kemudian setelah itu kembali ke sekolah, terus jemput anak yang lainnya lagi. Capek kan kalau mau menulis, tidak sempat.

Ketujuh, ngapaian saya repot menulis, toh yang lainnya tidak menulis aman-aman saja jadi guru. Naik pangkat tanpa menulis pun bisa kok. Cukuplah golongan IV-a sajalah kalau harus dipersyaratkan bikin karya tulis untuk naik pangkat selanjutnya. Dengan begitu selanjutnya gak ada kok kewajiban menulis.

Kedelapan, selama mengajar itu saya sendiri sesungguhnya tidak paham apa yang saya ajarkan, apalagi siswa saya menurut saja dan saya beri nilai baik mereka sudah senang. Di sekolah saya tidak pernah ada supervisi, kalaupun supervisi paling hanya basa-basi.

Kesembilan, sudahlah pokoknya jadi guru sekarang sudah enak, saya tidak bisa apa-apa saja dapat penghasilan 2 kali lipat dari gaji. Jadi tidak perlu sibuk-sibuk menulis segala. Mending menyangkul di belakang rumah hasilnya nyata bandingkan dengan menulis hanya begitu-begitu saja.

Kesepuluh, saya tidak tahu apa yang bisa saya tulis, dan layak untuk dibaca orang lain, salah-salah dicerca orang, saya kan malu masak guru tulisannya cuma begitu. Jadi lebih baik saya tidak menulis, aman. Buat saya menulis itu adalah pekerjaan sakral yang tidak boleh salah dan harus bagus. Karena sakral maka tidak boleh sembarangan. Kalau tidak bagus lebih baik tidak menulis.

Kesebelas, saya tidak pernah mengikuti perkembangan keilmuan untuk pelajaran yang saya ajarkan, yang saya tahu hanyalah buku pelajaran dan lks untuk mengajar, sudah itu saja. Jadi bagian mana yang menarik untuk dituliskan.

Keduabelas, dulu pelajaran bahasa Indonesia saja saya tidak bisa, tapi lulus bahkan sampai saya jadi guru. Ada sih pelajaran mengarang, tapi aturannya itu banyak banget, sudah begitu harus tidak boleh salah tulis, harus sesuai EYD, akhirnya ya seperti sekarang ini, saya tidak bisa menulis.

Ketigabelas, memang kalau sudah menulis bisa jadi duit, bisa terkenal, bisa kaya?! Enggak khan?!

Keempatbelas, menulis itu bukan bakat saya jadi itu akan sulit buat saya. Kalau semua orang menulis dari dulu sudah penuh isi perpustakaan dengan tulisan-tulisan guru. Kalau semua menulis siapa yang mau baca. Jadi saya tidak menulis itu juga memberikan kesempatan orang yang mau menulis. Untunglah saya tidak juga jadi penilis kalau saya nulis jangan-jangan tidak laku tulisan org itu. Hahaha.

Kelimabelas, kalaupun saya menulis tidak juga bisa mengubah keadaan pendidikan di negeri ini. Menulis tidak juga bikin pintar murid saya. Menulis juga tidak sekonyong-konyong bisa diakui untuk bisa dihargai sebagai kredit point kenaikan pangkat. saya bisa bayar untuk kredit poin untuk kenaikan pangkat. Semua apa yang tidak bisa dibayar di negeri ini.

Keenambelas, saya dulu biasa sih menulis, tapi di buku saja seperti buku harian (apalagi saat sedang pacaran dulu). Tetapi akhirnya jenuh juga, selanjutnya saya tidak lagi menulis, malas. Akhir-akhir ini saya banyak baca blog guru, tulisannya biasa saja, kalau begitu tok saya juga bisa. Tapi saya tidak bisa bikin blog, saya mau belajar tapi saya awam dengan komputer. Gimana yah? Pingin seperti temen-temen guru yang sudah punya blog, bisa menulis sesuka dia begitu.

Ketujuhbelas, memang pekerjaan guru hanya menulis? Wong saya tanpa menulis saja pekerjaan mengajar saya keteteran. Apalagi di rumah, pekerjaan banyak menanti. Jadi kapan-kapan saja deh menulisnya. Toh tidak menulis juga tidak berdosa.

Ok demikian beberapa alasan yang sempat terlintas di pikiran, silahkan tambahkan alasan lain yang belum tertulis. Semoga kita mendapatkan pencerahan, mendapatkan petunjuk, mendapatkan hidayah untuk menjawab alasan-alasan tersebut kemudian berpindah (hijrah) untuk mau menulis.

Wassalam.

Era Baru Identik dengan Perubahan

Perubahan adalah kata kunci yang luar biasa maknanya bagi kehidupan di dunia ini. Kondisi stagnan selama ini menjadi titik mula terjadinya perubahan. Perubahan pada setiap individu masing-masing bersifat unik, tidak ada yang sama pada setiap individu itu. Seandainya ada ajakan untuk berubah itu bukan bertujuan untuk mencapai keseragaman, tetapi kita bisa mengambil jalan kita sendiri, tidak perlu seragam. Berubah tetapi tetap jadi diri sendiri.
Kesadaran untuk berubah perlu dirasakan dengan keadaan sesadar-sadarnya. Tidak bisa sambil lalu saja. Ini adalah modal untuk bisa selalu konsisten untuk benar-benar segera beralih dari keadaan transisi ke keadaan yang bener-benar baru. Nikmati keadaan yang berubah itu hingga kita bisa senyaman mungkin.
Jika kita menandai suatu masa sebagai titik awal untuk mengubah keadaan jangan sesekali kembali pada keadaan itu. Tetap tatap ke depan di mana kesuksesan yang kita cita-citakan telah menanti. Invertarisirlah keinginan yang selama ini menggelayut, bersegeralah ambil ancang-ancang merahinya dengan mengubah pikiran yang selama ini selalu mencari dalih untuk tidak segera migrasi.
Kata era baru yang melekat pada setiap kata yang diikutinya selalu berarti berubahan. Guru era baru misalnya. Kondisinya mesti berbeda dengan keadaan sebelumnya. Guru era baru ini merupakan tuntutan bagi setiap guru, meskipun tidak harus seragam tapi masih tetap memberikan keunikan pada individu guru. Era punya arti masa terkait dengan waktu yang jelas batasnya, yang seharusnya diikuti perubahan keadaan. Semua itu kalau kita sebagai guru ingin maju dari kondisi yang kurang baik.
Guru era baru, tapi tak ada beda kondisinya dan lain lain bukanlah guru era baru yang sesungguhnya. Maaf, Guru seperti itu hanyalah guru masa lalu yang masih ingin mencari nafkah di masa kekinian. Seperti saya juga :) dulu. Lalu kapan kita bisa berubah, kebiasaan mengajar yang begitu-begitu saja, kebiasaan belajar tidak berubah, sikap pendidik yang juga tak ada beda antara kemarin, hari ini, dan besok?
Setiap keunikan itu adalah sebuah prestasi. Dalam lomba-lomba yang menjadi pemenang adalah mereka yang unik dengan keunikannya masing-masing. Mari kita renungkan, adakah keunikan diri kita sebagai seorang guru? Apakah keunikan yang kita punya itu menuju kepada harapan akhir kita? Tidakkah kita berharap untuk lebih baik dengan keunikan diri? Sudahkah keunikan itu membawa perubahan untuk menjadi lebih baik?
Karena hakikat manusia itu unik, maka jangan coba-coba samakan orang lain dengan diri kita. Orang lain tak bisa dijadi alat ukur diri. Tapi kondisi stagnan yang biasanya tanpa keunikan bisa akan menjadi seragam. Agar berbeda, unik, maka kita perlu berubah. Tidakkah kita semua ingin bisa lebih baik? Jika jawabannya ya (ingin) siaplah berubah memasuki era baru.
Nikmatilah era baru dalam pikiran anda dengan senyaman-nyamannya. Soal bagaimana bisa menikmati kenyamanan dalam perubahan, maka itu hanyalah pembiasaan. Awal mula mungkin tidak enak, tapi mau berubah ‘paksakan’ kenyamanan itu hadir. Nyaman atau tidak bukan karena lingkungan, tapi pada bagaimana otak/hati kita menerima keadaan baru itu. Mari selalu memuja keunikan diri untuk menyemangati diri, bahwa dengan keunikan via perubahan kita bisa eksis.

Era Baru untuk Guru adalah Era Berbagi

Berbagi melalui dunia digital untuk guru era baru. Apa yang bisa dibagi? Melalui dunia digital yang bagaimana? Apa bedanya guru era baru dengan era sebelumnya? Sudahkah guru-guru masuk dalam era baru itu? Sudahkah anda memasukinya?
Teknologi bukan segalanya dalam dunia pendidikan, tapi di era digital guru tidak akan bisa menghindarinya, kalau tidak ingin ketinggalan banyak informasi. Anehnya tidak sedikit guru yang cenderung menghindar dengan alasan belum perlu atau gengsi untuk bertanya bagaimana menggunakannya teknologi itu. Teknologi memang bukan segalanya, tapi tidak harus dihindari.
Era berbagi informasi membuka cakrawala lebar-lebar, menembus batas ruang dan waktu. Hanya diperlukan ‘sedikit’ kemauan dan kecerdasan untuk memanfaatkannya. Ketidakmampuan tidak lagi jadi alasan untuk menyajikan pembelajaran yang menarik sekaligus mengena pada bagian penting pembelajaran. Keterbatasan sarana bisa teratasi dengan teknologi. So?
Dengan adanya perangkat lunak dalam pelajaran kimia misalnya, simulasi sifat zat bisa ditampilkan secara kasad mata meskipun aslinya itu tidak mungkin kita lihat. Khayalan/abstraksi tervisualkan memberikan pemahaman yang luar biasa. Dengan video fenomena alam yang tak mungkin kita datangi bisa kita hadirkan di ruang kelas. Kejadian sosial yang terjadi di tengah masyarakat bisa di filmkan untuk mengajarkan soal kehidupan. Itu semua berkat teknologi.
Terapakan teori-teori matematika dengan teknologi digital bisa ditunjukan kepada siswa. Matematika bukan hanya soal angka, matematika diajarkan untuk bisa membantu menyelesaikan masalah kehidupan. Sayangnya belum semua guru bisa mengaplikasikan. Kurang informasi atau tidak perduli dengan informasi, terlalu enjoy dengan status quo pengajaran matematika.
Dengan teknologi kendala bahasa “sudah” terkurangi. Tidak mesti bisa berbahasa asing kalau ingin membaca artikel atau tulisan-tulisan berbahasa asing. Memang kalau bisa berbahasa asing akan lebih baik, tapi keterbatasan kemampuan berbahasa tidak boleh mengendala eksplorasi pengetahuan. Tidak pula harus ada atau tersedia secara khusus artikel terjemahannya. Cukup gunakan software atau google translate.
Teknologi digital (internet dan komputer) dengan nuansa berbagi semakin kental, dan semakin kita rasakan. Anda yang pelit berbagi maka anda tidak akan berkembang. Anda yang hebat dalam bidang apapun jika mau berbagi akan merasakan manfaat ilmu anda yang luar biasa. Anda yang mendapatkan ilmu atau pengalaman baik secara gratis atau berbayar, akan jauh lebih nikmat jika membaginya, apalagi sukarela.
Secuil makanan jika anda makan sendiri tidak akan mengenyangkan. Tapi jika anda mau membaginya akan menyenangkan banyak pihak. Itu soal makanan yang setelah berbagi akan habis. Ilmu yang secuil jika kita mau berbagi itu tidak akan habis. Justru kita akan mendapatkan dan mendapatkannya lagi ilmu baru. Itu berkat kita mau berbagi.
Yakinlah ilmu yang tak lama kita tahan untuk dibagi akan semakin menggunung. Dan pada orang yang mau berbagilah ilmu baru itu akan datang dan datang terus. Urusan pahala tidak usah dipikir, niatkan saja ikhlas. Berbagi ilmu hanya memerlukan sedikit waktu, saat menuliskannya, saat menjelaskannya kepada yang memerlukan.
Jangan mengira bodoh pada orang-orang yang mau berbagi ilmu walau yang ia tahu baru seujung kuku. Ia akan menjadi hebat setelah membagikan ilmunya. Alasan teknis sering membuat orang yang banyak ilmu itu kemudian pelit, atau seolah pelit. Namun kalau ia sadari kesabaran berbagi ternyata memberikan buah lezat, semakin matang dan menghasilkan bibit ilmu baru yang akan luar biasa.
Dalam belajar berbagi ilmu jangan perdulikan itu sudah pernah disampaikan pihak lain atau belum, itu adalah saat tepat kita mulai belajar berbagi ilmu, berbagi dari diri kita. Sekali lagi era digital-teknologi informasi adalah era berbagi. Marilah berbagi walau secuil pengalaman, kesuksesan, ilmu, pengetahuan, kesediaan, dan kebahagian. Yuk mulai berbagi, berbagi lewat tulisan.
Mungkin prinsip berikut bisa menjadikan semboyan untuk cinta berbagi. “Tanyalah padaku, jika aku tahu akan kuberi tahu”. “Datanglah ke rumahku semua yang saya tahu ada di situ, silahkan ambil yang baik dan bermanfaat”. Dengan catatan anda sudah menuliskan pengalaman yang layak anda bagi, anda sudah menuliskannya di blog, di website pribadi. Mari menulis di blog. Mulai sekarang. Manfaatkan fasilitas yang kita punya atau instansi kita punya. Mari berbagi lewat tulisan.

Tentakel Pencengkram Dunia Pendidikan

Metamorfosa KKN di dunia pendidikan telah terjadi. KKN yang paling mengemuka hanya K Korupsi, sementara K Kolusi dan N Nepotis sudah semakin samar nyaris menjadi kewajaran. Lembaga yang ada hanyalah KPK K Korupsi, bukan kolusi, apalagi nepotis. Kolusi dan nepotis untuk bagi-bagi proyek itu lazim dan biasa tujuannya tidak lain adalah mencari keuntungan pribadi atau kelompok. Mau dapat gedung sekolah baru seorang kepala sekolah harus berkolusi juga, apakah harus demikian?
Kepala sekolah/madrasah, sering kali mendapat tawaran gedung baru, meskipun tak perlu, asal mau beri sekian persen dari nilai proyek bolehlah ambil tuh gedung untuk sekolahnya. Sementara ada sekolah yang benar-benar memerlukan sampai-sampai ruang laboratorium IPA & perpusatakaan dipakai sebagai ruang belajar, aula jadi ruang guru. Tidak mau kolusi jangan harap dapat jatah gedung. Begitu juga pengadaan sarana lain. Ah itu hanya segelintir oknum…
Jangankan soal pengadaan gedung atau sarana sekolah yang jelas ada uangnya, pengadaan pegawai saja mereka bisa memainkannya. Hehehe dibagian pemerintah mana sih yang tidak bisa dimainkan?! Ada sekolah yang sejak berdiri hingga belasan tahun tak punya guru: penjaskes, kesenian, sejarah, antropologi, sosiologi, BK, TIK tidak diberi-beri jatah, tapi guru lain berlimpah. Apa ini juga bagian dari kolusi atau nepotis itu? Apa memang diskenario? Apakah pelajaran-pelajaran tadi tidak penting?
Soal penentuan besaran anggaran saja juga tercium aroma kolusi. Tidak saja di gedung wakil kita, di gedung-gedung pelayan kita, pelayan publik saja, juga semerbak setiap penetapan besaran anggaran, DIPA/DAK/DAU. Aneh memang negeri ini, ketika awal jadi CPNS ditatar, dicekok-i soal pemerintahan yang bersih, tidak boleh ini dan itu, soal disiplin dan lain-lain, namun begitu kerja sungguhan semua itu ‘boleh’ dan kalau perlu ‘harus’ dilanggar. Ngawur banget yah saya menulisnya, lebay?!
Jika ada yang bilang, sampean bisa ngomong begitu karena sampean bukan mereka. Benarlah saya adalah saya tidak mau jadi mereka. Kalau saya jadi mereka bakal runyam tuh. Mengapa? Karena kalau kita jadi mereka kita harus melebur mengikuti irama mereka-mereka yang lain. Kalau tidak mau melebur kita bakal dipenjarakan, dikucilkan. Sesungguhnya mau jadi seperti mereka itu soal pilihan. Jadi biarlah saya jadi diri saya.
Ke depan memang sudah dapat diprediksi, Indonesia bakal semakin korup, kolusi dan nepotisnya semakin kental di mana-mana. Guru pun ada saja yang mengkorupsi waktu. Saat mengajar dia tidak mengajar penuh. Saat pemberian nilai dia manipulasi, bahkan ada yang tak melihat hasil kerja siswa tapi bisa membuatkan nilai. Penjualan buku pun berkolusi dengan penerbit dengan harga jual yang hampir 2x lipat harga terima. UN pun ada yang membantu siswa dengan memberikan jawaban soal.
Indonesia dengan wajah eksotik KKN-nya sungguh indah. Kita dibuat terpesona dan terperangah sambil mengurut dada. Sejak orde lama, orde baru, dan semakin menggila pasca reformasi, penataan bentuk yang semakin buruk. Coreng moreng wajah negeri yang memilukan, dan membuat kita yang waras semakin miris. Bagaimana jadinya generasi mendatang dengan kondisi rapuh di semua lini.
Para penegak hukum pun tak sanggup menerima hajaran tentakel KKN yang menggurita dengan tentakel lunak namun kuat itu. Sama juga di dunia pendidikan inspeksi-inspeksi yang dilakukan pengawas sekolah atau lembaga pengawasan institusi, luluh lantak hanya dengan sebuah amplop dan traktiran makan mewah, dan layanan prima lainnya hingga mereka tak melakukan tugasnya. Yang penting TST, tau sama tau dan bikin laporan ABS, asal bos senang selesai urusan.
Pembiaran juga termasuk kolusi dan nepotis. Ada guru malas ngajar, dan tidak mengerjakan tugasnya dengan benar juga sering dilakukan pembiaran oleh kepala sekolahnya. Mestinya dia tahu apa yang dilakukan guru untuk mengajar di sekolah yang ia pimpin. Sebab itu akan jadi jaminan kepemimpinannya, termasuk kesuksesan proses pembelajaran di sekolahnya. Inilah tanggung jawab yang diamanahkan pada dirinya. Gak sanggup mundur saja.
Tak perduli itu sekolah umum atau agama, KKN merebak tak terkendali. Pejabat rendah-tinggi pun disusupi. Mau lari ke mana? Iman-pun sering diparsialkan. Saat menghadap Kholiq ia mengimaninya sejadinya. Begitu tidak menghadapnya semua bisa diatur. Pendidikan pun mengajarkan itu. Guru saat UN rajin gerilya membagi jawaban padahal saat ulangan harian ia sadis banget ketika melihat siswanya nyontek, so what gitu loh?!
Jadi kalau tetap begini-begini saja pendidikan di negeri ini tak akan kunjung membaik, tak kunjung menghasilkan manusia-manusia yang bersih dan anti KKN. Revolusi pendidikan menjadi penting dan perlu disegerakan. Revolusi itu bisa dimulai dari mental, mental para pendidik dan pengambil kebijakan. Semangatnya adalah untuk memperbaiki keadaan. Kesiapan mental jauh lebih penting dalam revolusi dunia pendidikan.
Wassalam,

Pengawas Ujian dan Pembiaran Kecurangan Ujian

Ketika saya selesai mengoreksi jawaban siswa ujian sekolah (US) pelajaran IPA. Banyak keanehan pada jawaban tersebut, siswa salah dan seragam. Seperti tidak diawasi saja saat ujian tersebut. Padahal tiap ruang diawasi dua orang guru. Sebenarnya tugas mengawasi atau cuma membagi soal terus menunggu soal dikumpulkan? Kalau jawabannya ya, ini parah, tidak amanah sama sekali. Mungkinkah di sekolah lain juga begitu kondisinya?
Bagaimana kita yang mengoreksi (tidak berada dalam ruang kelas sat ujian) bisa menduga siswa melakukan tindak curang? Ini tidak sulit, lakukan saja analisis jawaban, input jawaban siswa menggunakan aplikasi spreadsheet (excel dan sejenisnya). Jjika jawaban siswa kesalahannya seragam pada model soal multiple choice maka dapat disimpulkan itu jelas contekan. Bagaimana kita tahu guru pengawas tidak melakukan tugas dengan benar? Yah dari hasil input tadi itu, salah tapi seragam.
Ujian dilakukan bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa, dan harus bisa menunjukkan kondisi nyata setiap siswa. Oleh karena itu dijaga dan diperlukan pengawas ujian agar siswa tidak melakukan tindak kecurangan. Tapi yang terjadi banyak pengawas yang tidak mau awas, hanya menjalankan tugas tapi tak mau memperhatikan apakah siswa saling contek atau tidak.
Pembiaran siswa yang bekerja sama menjawab soal selama ujian berlangsung jelas tidak benar dan tidak patut dilakukan apapun alasannya. Sepertinya semakin banyak guru yang bersikap seperti itu. Kita sebagai guru dididik  untuk menanamkan nilai kejujuran, tapi mengapa malah terjadi pembiaran. Separah itukah ketakperdulian kita di dunia pendidikan ini padahal kita adalah guru?
Anehnya di setiap sekolah ada guru dengan julukan guru killer. Julukan guru killer semakin melekat ketika guru tersebut “terlalu” ketat saat mengawasai setiap ujian yang jadi tugasnya, sementara guru yang lain tidak begitu dalam pengawasan bahkan ada yang sengaja “memberi angin”. Lebih parah lagi ketika ujian (biasanya UN) ada yang rela membagi jawaban ke siswa. Ada suatu yang janggal pada sikap guru, pada saat ulangan harian diawasi sendiri siswa dengan ketat, tetapi saat ujian nasional/ujian sekolah guru seperti itu malah membantu menyebarkan jawabannya. Saya berpikir ini ujian atau bukan sih…
Saya mungkin ketinggalan jaman kali yah, bahwa menyontek itu sekarang  sudah dilazimkan. Pantas saja soal UN tahun ini dibuat 5 paket. Menurut saya itu tidak cukup, mestinya 20 paket (karena tiap ruang maksimal 20 siswa). Mungkin juga hal itu dikarenakan pengawas ujian sudah tak banyak yang amanah.  Dengan banyaknya variasi soal ini akan memaksa siswa berjuang sungguh untuk belajar lebih baik, dan mungkin akan mengurangi kecurangan UN walaupun pengawas sudah enggan awas dalam mengawas.
Suatu ketika ada temen saya jadi pengawas ujian di sekolah lain, karena dia tidak mau diajak kerja sama dalam memberi jawaban ke siswa saat UN, maka ia dimusuhi dan dilaporkan oleh kepala sekolah tempat mengawas ke atasannya. Laporannya karena yang bersangkutan tidak membantu “kelancaran” dan meningkatkan lulusan di sekolah tersebut. Sepertinya sudah saatnya dicuci otak kepala sekolah yang seperti itu.
Suatu ketika juga ada pengarahan menjelang UN dari suatu sekolah oleh kepala sekolah agar para pengawas silang dapat membantu ‘kelancaran’ selama ujian, karena itu ibadah juga alasannya. Halah… Ibadah kok dengan cara membiarkan siswa curang atau malah gurunya yang menjawabkan soal ujian. Mau dibawa ke mana pendidikan di negeri ini? Ini sering terjadi di sekolah yang “terpinggirkan” di mana memang sudah mendapat petunjuk (bahkan dari pejabat diknas/pendis) agar mengatur “bagaimana baiknya” agar siswa dapat lulus. Terjemahannya yah seperti tadi itu.
Mau jadi guru yang baik janganlah dengan cara membiarkan siswa nyontek saat ujian. Apakah dengan begitu kita akan menolong siswa? Sebaiknya dipikirkan kembali deh. Itu jelas tidak patut dilakukan seorang guru yang semestinya menjaga nilai kejujuran. Kalau tidak, ya pantas saja siswa kita tidak bisa bersaing secara global.
Kadang di setiap sekolah memang ada saja guru yang ingin jadi pahlawan bagi siswa, membantu kasak-kusuk agar siswa mendapatkan jawaban. Dan pengawas luar pun akan manut karena sudah di-briefing dan karena biasanya pada akhirnya para pengawas akan dapat “amplop” yang tak seberapa, dan dijamu dengan acara makan-makan dengan hidangan super duper lezat. Jadi mental suap sudah diajarkan sejak dini di sekolah.
Hulu dari persoalan ujian adalah ketidakberesan  pada proses pembelajaran, dan muaranya adalah masalah kelulusan ujian nasional. Dicemari lagi saat ujian dengan adanya ‘tim sukses’ dan pengawasan yang justru mengijinkan kecurangan terjadi,  serta pembiaran pencontekan dan saling contek. Keremukan pendidikan kita semakin nyata di depan mata kalau sudah begitu.
Masih adakah harapan kalau hal seperti itu berlanjut dan semakin lazim?!

Menunggu dengan Tetap Memanfaatkan Waktu

Menunggu katanya menjemukan, ternyata semua itu dikarenakan kita tidak mau atau tidak bisa mengisi waktu dengan aktivitas produktif selama menunggu. Banyak orang yang kini di sekitar saya hanya diam, entah memikirkan apa, tak ada aktivitas yang ia lakukan. Saya juga sering melakukan hal sama, itu dulu. Sekarang sudah tahu bagaimana cara mengisi waktu selama menunggu.
Manakala tak ada teman yang bisa diajak ngoborol dengan enjoy, ada fasilitas yang siap digunakan untuk sarana menuliskan pemikiran, ada telepon genggam, ada laptop, apalagi tersedia akses internet. Jadi mau apalagi, mau tetap bengong menyia-nyiakan waktu yang tak terbeli atau datang lagi? Dengan laptop atau hp yang bermampuan untuk akses internet dengan layanan yang kian murah itu, kita bisa melakukan aktivitas yg cukup produktif menjelajah dunia, membaca, menulis dan berdiskusi dengan rekan lainnya. Saya melihat banyak orang-orang menggunakan hp yang canggih dengan kemampuan hebatnya tapi sebatas call atau sms saja. Sayang bangetkan?! coba mau tukaran dengan hp saya :D .
Tapi memang benar kita tidak bisa menyamakan orang lain dengan diri sendiri. Mereka mungkin menikmati kebengongannya. Saya kira pikiran mereka akan tetap sibuk, sama sibuknya dengan kalau kita menulis, atau membaca, mengasah pikiran untuk memikirkan hal-hal nyata, yang jelas, yang menentu. Mungkin ada juga saatnya untuk memanjakan otak untuk tidak berpikir ketika pingsan hehehe. Mau mempingsankan diri berjam-jam?!
Menunggu selain membosankan kadang justru bisa dimanfaatkan menambah kenalan. Kenalan dengan orang sekitar kita yang kebetulan sama-sama menunggu. Anehnya kebiasaan kita, ngobrol dengan orang tak dikenal tanpa mengenalnya terlebih dahulu. Cukup mengandalkan panggilan umum semua mengalir mengisi waktu tunggu. Topik bahasan selama ngobrol bisa apa aja selama penantian. Sama banyaknya dgn panggilan umum yang tak perlu tahu nama, mas, mbak, pak, buk, om, dik, sampean, njenengan, pian, kam, kamu, ente, ane, saya, aku. Biasanya seputar tanya jawab yang kadang menjemukan, tentang ungkapan siapa kita, kerja di mana, sudah berapa lama, dan lain-lain tapi jarang ditanyakan siapa nama kita atau dia.
Dalam kejenuhan menunggu, rupanya membuat otak ”tak” begitu terpakai. Jika ini melanda banyak orang dan sering-sering maka sangat merugi. Coba kita perhatikan berapa banyak orang punya aktivitas selama menunggu. Terutama di terminal-terminal keberangkatan kereta, kapal atau pesawat, waktu banyak terbuang, tak efisien, boros. Apakah sudah menjadi kebiasaan untuk diam bagi mereka? Hem mungkin dia memikirkan nasibnya. Hehehe.
Andai waktu menunggu bisa dimanfaatkan untuk aktivitas bermanfaat berapa banyak hasil dicapai. saya mengamati orang banyak menanti selama 2-1 jam itu tanpa aktivitas bermanfaat. Hanya menunggu saja. Anggap setiap keberangkatam ada 100 orang yang 25% diam dgn waktu tunggu 1′jam maka sudah tersiakan 25 jam. Sangat tak produktif. Ini bukan hanya melanda golongan tertentu saja tapi terlihat hampir semuanya. Tidak pula kaya miskin. Inilah beda budaya kita dengan mereka yang sangat menghargai waktu.
Banyak aktivitas produktif yang bisa dilakukan selama menunggu, bisa membaca, menulis, ngobrol, menonton tv, mengisi tts, menyelesaikan kerja ringan. Saya mengira dalam penantian semua merasa jemu jika tak beraktivitas. Tapi malah ada yang asyik menikmati asap tak menyehatkan mungkin untuk membunuh rasa jemu. Jangan-jangan dia bermaksud ‘membunuh’ orang lain :( . Membakar uang hasil kerjanya demi kenikmatan semu. Merokok.
Bagaimana anda memanfaatkan waktu saat menunggu sesuatu?

Tips Mengkopi Artikel (Tulisan) di Web yang Tidak Bisa Dikopi

Hehehe, iseng saja nih. Kadang kita menjumpai artikel yang bagus yang menurut kita perlu untuk disimpan agar kita punya arsip. Kelak kalau memerlukannya kita sudah tinggal buka saja, atau mau berbagi dengan yang lain. Namun sayangnya kita tidak bisa menyimpan halaman web tersebut, bahkan mengkopi sebagiannya saja kita juga gak bisa lakukan. Waduh… rupaya web seperti itu menganut azas boleh dilihat tak boleh di sentuh, eh gak boleh diambil.
Kalau saya biasanya gak mau repot, di printscreen aja. tapi sayangnya jadi gak portable, apalagi kalau sekedar tulisannya saja yang kita perlukan.  Alternatif lain adalah mendownloadnya dengan menggunakan aplikasi semacam internet download manager (IDM) tapi tetep saja gak praktis, apalagi yang kita perlukan hanya tulisan artikelnya doang. Terus?
Yah baca aja terus :)
Saya contohkan situs http://www.anneahira.com, menurut kemampuan mesin jelajah saya ternyata memang situs tersebut tidak bisa dikopi atau sekedar di save as juga tidak bisa. Ini pengalaman saya ketika akan mengambil beberapa artikel tidak bisa. Akhirnya saya coba langkah sederhana, kemudian saya kopi (dengan Ctrl +C) maka saya berhasil menyalinnya.
Caranya:
  1. Buka artikel yang hendak kita salin.
  2. Setelah terbuka (saya menggunakan browser Mozila Firefox nih) klik menu View, klik Page Style, pilih No Style.
  3. Seleksi (Blok) artikel yang akan kita kopi, kemudian Ctrl + C.
  4. Buka pengolah kata atau sejenisnya untuk menempelkan kopian tadi dengan Ctrl + V.
  5. Selesai.
Demikian.
Wassalam

Tuesday, April 26, 2011

Manfaat Air Bagi Tubuh Kita

Meski wujudnya tidak neko-neko air (putih) memiliki manfaat yang tidak main-main bagi tubuh kita. Air sangat berperan dalam menjaga kelancaran sistem tubuh. Kalau dijabarkan, inilah manfaat air bagi tubuh kita:

Mencerna makanan dan melarutkan nutrisi sehingga dapat diedarkan di sistem pencernaan

Membawa produk sisa ke luar tubuh

Mengirim pesan di antara sel-sel yang mengoordinasikan kerja organ-organ tubuh

Mengatur suhu tubuh

Meredam benturan. Air di dalam mata, jaringan saraf tulang belakang, dan dalam kantung ketuban melindungi organ-organ tubuh dari benturan-benturan

Tubuh menggunakan cairan sebagai pelumas alami dalam sndi-sendi tubuh, melindungi persendian dan membuatnya tetap lentur sehingga gerak tubuh tak terasa kaku

Seperti setiap reaksi kimia lain yang terjadi dalam tubuh, pembakaran lemak hanya dapat terjadi dengan kehadiran air. Beberapa penelitian membuktikan, kekurangan air membuat sistem metabolisme tak sempurna

Lambung menyediakan tempat yang luas untuk air sehingga dapat membantu kita merasa kenyang dan tak makan banyak. Air adalah minuman diet terbaik karena air putih tak mengandung kalori maupun lemak

Memuaskan rasa ingin ngemil. Cobalah menyesap segelas air pada saat anda lapar, maka keinginan untuk makan mungkin akan hilang dalam beberapa menit

Menangkal dampak stres. Stres menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh seperti berkeringat banyak, mulut kering, dan jantung berdebar. Air bisa menangkal gejala-gejala ini sehingga tubuh terhindar dari dehidrasi

Menepis rasa lelah. Menambah asupan cairan bisa membantu anda dari kelelahan. Rasa lelah adalah gejala umum (meski sering tak disadari) sebagai tanda dehidrasi

Mendorong kerja otak. Kekurangan air dalam tubuh dapat membuat otak mengerut, sehingga mempengaruhi kemampuan pemiliknya dalam berpikir dan berkonsentrasi

Membuat awet muda. Cara murah, mudah, dan alami untuk mengatasi penuaan adalah dengan banyak-banyak minum air putih. Air akan melembabkan kulit hingga memperlambat hadirnya keriput dan tanda-tanda penuaan lainnya, serta menjaga kulit halus dan kenyal

Dalam survei yang dilakukan pada 16 ribu perempuan, 82 persen mengatakan air sebagai pengobatan yang paling efektif untuk infeksi kandung kemih, yaitu bentuk infeksi saluran kencing (UTI) yang paling umum. Rupanya air membilas bakteri penyebabnya keluar dari tubuh

Ilmuwan dari Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle menemukan adanya kemungkinan hubungan antara konsumsi air dan kanker usus besar. Dalam survei yang mereka lakukan, perempuan yang minum lebih dari lima gelas air per hari memiliki separuh resiko terkena kanker kolon dibanding dengan perempuan yang minum air kurang dari dua gelas per hari.

Dirusak SendiriHebat bukan? Tuhan telah menciptakan unsur alam yang luar biasa ini buat kita. Tentu saja yang dibicarakan di sisni adalah air putih, cairan H2O yang tidak berbau dan tidak berasa. Bukannya sembarang minuman yang berkalori tinggi, mengandung soda dan/atau kafein tinggi yang bila dikonsumsi secara terus-menerus dapat berdampak negatif terhadap kesehatan. Apalagi minuman yang mengandung sodium, alkohol, dan kafein yang bersifat diuretik, yang bila kita mengonsumsi minuman jenis ini, tubuh malah akan mengeluarkan cairan lebih daripada yang kita minum.

Nah, agar sistem dalam tubuh kita tetap lancar tentu saja kita harus menjaga agar tidak kekurangan asupan air. Seperti kita tahu, dalam sehari, idealnya kita harus meminum setidaknya 1,8 liter air atau setara dengan 8 gelas ukuran 225 cc. Air itu bisa kita dapatkan dari buah dan sayur-sayuran atau langsung dengan mengonsumsi air putih.

Kabar buruknya, air yang kita konsumsi sehari-hari tak sepenuhnya aman dan sehat. Air tanah kita telah tercemar akibat perbuatan kita sendiri yang tidak bisa menjaga anugerah mengagumkan dari sang pencipta itu.

Namun kita tidak sendiri. Hampir separuh penduduk dunia, umumnya di negara-negara berkembang menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air, atau oleh air yang tercemar. Menurut WHO, dua milyar orang kini menyandang risiko menderita penyakit murus yang disebabkan oleh air dan makanan. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 juta anak-anak setiap tahun.

Di india dan Banglades, misalnya, baru diketahui beberapa tahun belakangan ini, air dari sumber di pegunungan Himalaya yang menjadi tumpuan aktivitas kehidupan sehari-hari ternyata mengandung arsenik, senyawa yang bisa menyebabkan kulit melepuh seperti terbakar.

Limbah Domestik

Kasus di India dan Banglades itu memang karena faktor alam. Unsur arsenik tersebut ternyata banyak terkandung di dalam batu-batuan di negara tersebut. Di Indonesia sendiri, selain dari industri, pertanian, dan sebagainya, penyebab pencemaran air tanah lebih banyak akibat dari limbah domestik atau rumah tangga yang tidak terkelola dengan baik.

Sampah, misalnya. Sampah yang menumpuk tanpa diolah dengan baik, bila terkena air hujan maka airnya akan meresap ke dalam tanah sehingga mencemari air di dalam tanah.

Normalnya, siklus ekologis yang terjadi seperti ini. Air hujan yang mengandung oksigen jatuh dan meresap ke dalam tanah. Mikroorganisme yang berada di dalam tanah akan memanfaatkan oksigen ini untuk mengurai bahan-bahan organik di sekitar tanah itu, misalnya sisa-sisa tumbuhan seperti daun untuk dibusukkan. Pembusukan itu akan membuat tanah menjadi subur.

Jika bahan organik yang dibusukkan tidak banyak, maka air yang meresap ke dalam tanah masih mengandung sisa oksigen. Tetapi di suatu lingkungan yang terlalu banyak sampah, banyaknya oksigen menjadi tidak seimbang dengan bahan organik yang akan dibusukkan tersebut. Ini mengakibatkan air yang meresap ke dalam tanah akan tidak lagi mangandung oksigen.

Pelarut Logam

Tanah di Indonesia kandungan besinya cukup tinggi. Ini bisa dilihat dari warna merah kecoklatan yang dimiliki tanah didaratan kita pada umumnya. Nah, oksigen yang asalnya dari air hujan ini juga dapat mencegah larutnya senyawa-senyawa logam dalam tanah (besi/Fe, aluminium/Al, Mangan/Mg) dan lain sebagainya. Saat air yang mengandung oksigen meresap ke dalam lapisan tanah, senyawa yang berupa partikel-partikel yang dilaluinya (khususnya besi) akan tetap berupa partikel yang tidak ikut mengalir bersama air. Tetapi manakala partikel tersebut dilalui oleh air yang tidak mengandung oksigen, besi akan berubah menjadi senyawa yang larut, lalu masuk ke dalam tanah bergabung bersama air. Sehingga air tersebut jadi mengandung besi.

Repotnya, begitu partikel besi berwarna merah kecoklatan larut di dalam air, warnanya berubah jernih, sehingga kita tak menyadarinya. Ketika air yang mengandung besi ini diangkat ke permukaan oleh manusia dan kontak dengan oksigen, dia kembali berubah menjadi partikel besi dan warnanya pun kembali seperti awal yaitu merah kecoklatan. Inilah yang menjelaskan mengapa dinding menjadi merah, atau kadang-kadang kita menemukan bercak-barcak merah pada pakaian setelah dicuci.

Septictank penyebab utama

Hal yang paling banyak mencemari air tanah kita adalah septic tank, satu sistem pembuangan limbah tubuh yang sudah tidak lagi dipergunakan di negara-nagara maju. Mereka sudah mengganti dengan sistem pengelolaan limbah terpusat. Dengan sistem itu semua kotoran akan masuk ke sewerage atau saluran pipa menuju pusat pengelolaan.

Dengan septic tank, teorinya, kotoran yang mengandung kuman yang baru keluar dari tubuh manusia akan mengalami prose penguraian hingga kuman-kumannya mati. Sisa kotoran, yang sudah tidak mengandung kuman, akan dialirkan atau di rembeskan ke dalam tanah. Dengan begitu tanah tidak akan tercemar.

Yang banyak terjadi adalah pembuatan septic tank di kebanyakan masyarakat kita tidak benar karena tidak rapat air, sehingga sebelum diurai, kotoran sudah merembes dan mencemari tanah di sekitarnya. Nah, seperti kita tahu, di dalam tinja terdapat mikroba patogen yang dampaknya bisa menyebabkan diare, tipus,dan penyakit akibat kuman lainnya.

Selain pembuatannya tidak benar, masyarakat perkotaan kita juga tidak mematuhi agturan yang ditetapkan. Seperti, jarak minimum yang diperbolehkan antara septic tank dengan sumur adalah 10-11 meter. Tentu saja angka itu ditentukan bukan tanpa alasan. Pada jarak kurang dari 10 meter, mikrobiologi masih mampu mengikuti arah air. Tapi kalau lebih dari itu, ia akan mati. Di Indonesia, kita banyak menjumpai septic tank di buat berdekatan dengan sumur tetangga.

Soal septic tank ini seharusnya sudah menjadi masalah serius yang harus ditanggapi oleh pemerintah kita. Kalau keamanan makanan sehari-hari sudah dibobol dengan isu formalin dan zat-zat berbahaya lainnya belum lama ini, jangan lagi ditambah dengan terabaikannya keamanan air tanah kita.

Mulailah Peduli!

Namun tentu saja kita tidak boleh bergantung pada pemerintah. Karena sejatinya, pencemaran air tanah kita itu terjadi karena ulah kita sendiri. Jadi, mulai sekarang, cobalah kita bangkitkan kepedulian kita dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

ľ Pilih sumber air yang betul-betul aman. Jika air tanah sudah tidak lagi layak untuk dikonsumsi, anda dapat menggantinya dengan air dari sumber lain seperti PAM misalnya.

ľ Janganlah mencemari air tanah dengan limbah. Misalnya membuat septic tank yang benar, tidak rembes dan juga memperhatikan jaraknya dengan sumur.
ľ Pengelolaan sampah juga harus benar. Jika anda menggunakan jasa mobil angkut dari Dinas Kebersihan, sampah ini sebaiknya hanya dikeluarkan pada saat mobil pengangkut sampah tersebut datang, tidak ditumpuk di luar rumah sehingga tidak mencemari lingkungan dan air tanah jika terkena hujan. HL
Sumber:Digilib Ampl

Friday, April 22, 2011

Tsunami, apaaaaaan tuh!

Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 195 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan “pasang-surut” meliputi “kemiripan” atau “memiliki kesamaan karakter” dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti “gelombang”. Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
Penyebab terjadinya tsunami
 
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami
  • Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 – 30 km)
  • Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
  • Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
sumber: Wikipedia

Saturday, April 9, 2011

Software Hamster Free Video Converter

Perangkat lunak dari Hamster ini bisa dipilih untuk digunakan sebagai pengkonversi file-file video kesayangan Anda ke berbagai format file vidoe yang diinginkan.

Hamster Free Video Converter merupakan perangkat lunak konversi video gratis dan memiliki kehandalan serta fitur-fitur yang cukup baik dalam melakukan konversi file-file video kesayangan Anda.

Berbagai format file video populer didukung oleh software dari Hamster Soft ini, seperti 3GP, MP4, MP3, MPEG, AVI, FLV, WMV, XviD, DivX, MKV, M2TS, dan masih banyak lagi. Selain itu, Anda juga akan dimanjakan dengan berbagai fitur-fitur handal dan mumpuni, serta yang paling 'handal' adalah gratis.

File size: 304.43 KB (freeware)
Sistem operasi: Windows all

Download

Software SE Desktop Constructor

Inilah salah satu program aplikasi untuk mengkustomisasi secara keseluruhan tampilan dari desktop komputer kesayangan Anda agar tampil beda dan menarik.

SE Desktop Constructor adalah program aplikasi kecil dan ringan untuk mengubah tampilan dari desktop komputer, seperti gambar latar belakang (background image), menambahkan jam atau kalender, fade desktop dengan warna, dan banyak lagi.

Program aplikasi ini juga memiliki fitur dan fungsi beragam yang akan memudahkan Anda dalam merubah tampilan desktop secara otomatis. Selain itu, ukuranya yang kecil, membuat aplikasi ini tidak akan terlalu membenani kapasitas penyimpanan milik Anda.

File size: 1 MB (freeware)
Sistem operasi: Windows 2000/XP/Vista/7


Download

Software Mimos Small School Edition

Perangkat lunak gratis dan user friendly ini bisa Anda manfaatkan dalam mengatur berbagai jadwal yang terkait dengan dunia pendidikan, bisnis, maupun kegiatan harian.

Mimosa Small School Edition adalah sebuah perangkat lunak yang didesain untuk memudahkan bagi setiap orang dalam mengurus dan mengatur jadwal secara rapi dan tersusun. Perangkat lunak ini memiliki fitur dan fungsi yang cukup lengkap dalam menangani jadwal kegiatan, seperti sekolah, kursus, bisnis, sampai dengan kegiatan harian.

Tampilannya yang user friendly membuat perangkat lunak ini mudah digunakan oleh setiap orang. Selain itu, perangkat lunak ini bisa dijalankan secara maksimal tanpa harus menggunakan software tambahan.

File size: 10.6 MB (freeware)
Sistem operasi: Windows all

Download

Friday, April 1, 2011

DOWNLOAD SOFTWARE GRATIS

Download Software Gratis, berikut ini merupakan kumpulan download software gratis yang dapat di download melalui goceng blog. Semua list download software gratis ini akan langsung menuju ke postingan goceng blog sesuai dengan judulnya. Memang sih tidak banyak koleksi yang tersedia disini, tapi kalau ada yang diminati.. Silahkan langsung download ...

Antivirus


Audio Video

Browsers

Downloaders

Converter

Graphics Design

System Tools dan Utilities

Messager and Chat

Komputer

Hack and Cheat

Game Pc

Etc

Soal Soal

Semoga Download Software Gratis di atas dapat bermanfaat :)